Cara Tepat, Menangani Kejang Pada Balita
ilustrasi balita by: red/net |
Magetannews.com - Kejang demam adalah salah satu
kondisi yang paling ditakuti orang tua bila anaknya sedang demam. Situasi ini sering
dihubung-hubungkan dengan epilepsi dan risiko keterbelakangan mental sebagai
efeknya. Benarkah demikian?
Kejang demam adalah kondisi yang terjadi diduga oleh karena kenaikan
drastis pada temperatur tubuh yang umumnya disebabkan oleh infeksi dan
merupakan respons khusus dari otak terhadap demam yang biasanya terjadi di hari
pertama demam.
Pada umumnya anak yang kejang demam mengalami kondisi
sebagai berikut:
§
Hilang kesadaran dan berkeringat.
§
Tangan dan kakinya kejang.
§
Demam tinggi.
§
Terkadang keluar busa dari mulutnya atau muntah.
§
Matanya terkadang juga akan terbalik.
§
Setelah reda, dia akan terlihat mengantuk dan tertidur.
Gejala-gejala
kejang demam pada anak dapat beragam, mulai dari yang ringan, seperti menatap
dengan melotot, hingga yang berat, seperti tubuh yang bergetar parah atau
otot-otot menjadi kencang dan kaku. Berdasarkan durasinya, kejang demam
dikategorikan sebagai berikut:§
Kejang demam sederhana: paling umum terjadi, dengan durasi kejang beberapa
detik hingga kurang dari 15 menit. Kejang yang terjadi pada seluruh bagian
tubuh ini tidak akan terulang dalam periode 24 jam.
§
Kejang demam kompleks: terjadi lebih dari 15 menit pada salah satu bagian
tubuh dan dapat terulang dalam 24 jam.
Pada
umumnya sebagian besar kejang demam dialami bayi usia 6 bulan hingga anak umur
5 tahun. Kejang demam jarang dimulai pada anak dibawah 6 bulan ataupun setelah
3 tahun.Penyebab kejang demam yang sebenarnya belum diketahui. Tapi pada sebagian
besar kasus, kejang demam berhubungan erat dengan demam tinggi akibat
infeksi virus flu, infeksi telinga, cacar
air, atau tonsilitis (yang dikenal sebagai radang amandel).
Selain itu, kejang demam pada anak juga
relatif sering terjadi pascaimunisasi, seperti DPT/PT (Diphteri-Pertussis-Tetanus/vaksin
ulangannya), MMR (Mumps-Measles-Rubella). Meski demikian, bukan
vaksinnya yang menjadi penyebab kejang demam, melainkan karena demam yang
dialami anak. Faktor genetik juga meningkatkan kecenderungan terjadinya kejang
demam. Satu dari empat anak yang mengalami kejang demam kompleks memiliki riwayat
anggota keluarga yang pernah mengalami kondisi ini.Setelah terjadi sekali, kejang demam bisa
saja terulang, terutama jika:§
Terdapat anggota keluarga dekat yang
memiliki riwayat kejang demam.
§
Kejang demam terjadi pertama kali sebelum
anak berusia 1 tahun.
§
Anak Anda mengalami kejang padahal suhu
tubuhnya saat demam tidak begitu tinggi.
§
Periode antara anak mulai demam dengan
waktu kejangnya tergolong singkat.
Kabar baiknya, hampir semua anak dapat
pulih seperti semula setelah mengalami kejang demam.Bagaimana
Cara Menanganinya?Penting untuk tetap tenang saat
menangani kejang demam pada anak. Pada umumnya kejang terjadi di awal masa
demam anak, sehingga memberikan obat penurun panas kepadanya, seperti
parasetamol atau ibuprofen, hanya bermanfaat membuat anak lebih nyaman dengan suhu tubuh yang tidak
terlalu tinggi, tapi tidak mencegah timbulnya kejang demam itu sendiri.Hindari pemberian aspirin karena dapat
berisiko memicu terjadinya Reye’s syndrome pada sebagian anak
dan dapat berujung kematian. Obat diazepam, lorazepam, dan clonazepam dapat diresepkan oleh dokter anak
Anda jika Anak mengalami kejang demam kompleks atau kejang berulang.
Jika kejang demam pada anak terjadi untuk
kedua kalinya saat Anda belum berada di rumah sakit atau ke dokter:§
Jangan tahan gerakan kejang anak Anda.
Namun letakkan ia di permukaan yang aman seperti pada karpet di lantai.
§
Untuk menghindari tersedak, segera
keluarkan jika ada sesuatu di dalam mulutnya saat ia kejang. Jangan taruh obat
dalam bentuk apa pun di dalam mulutnya saat anak sedang kejang.
§
Untuk mencegah agar ia tak menelan
muntahnya sendiri (jika terjadi), letakkan ia menyamping, bukan telentang,
dengan salah satu lengan berada di bawah kepala yang juga ditengokkan ke salah
satu sisi.
§
Hitung durasi kejang demam. Panggil
ambulans atau larikan ke instalasi gawat darurat (IGD) jika kejang terjadi
lebih dari 10 menit.
§
Tetaplah berada di dekatnya untuk
menenangkannya.
§
Pindahkan benda tajam di sekitarnya.
§
Longgarkan pakaiannya.
Untuk mendiagnosis penyebab kejang
demam, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut: tes urin,
tes darah, atau pemeriksaan cairan tulang belakang (lumbar
puncture) untuk mengetahui apakah
terjadi infeksi sistem saraf pusat seperti meningitis.Dokter bisa saja menyarankan electroencephalogram (EEG)
jika anak mengalami kejang demam kompleks. EEG adalah tes untuk mengukur
aktivitas otak. Selain itu, jika kejang hanya terjadi pada salah satu sisi
tubuh, maka kemungkinan dokter akan merekomendasikan pemeriksaan MRI untuk
memeriksa otak anak Anda. Jika kejang diiringi dengan infeksi serius, apalagi
sumber infeksi belum terdeteksi, maka si Kecil mungkin akan diminta untuk
beristirahat di rumah sakit untuk observasi lebih lanjut.Apakah
Berbahaya?Kejang demam kompleks sering
dihubungkan dengan meningkatnya risiko epilepsi, juga hubungannya dengan kematian mendadak yang tidak terjelaskan pada
anak (sudden
unexplained death in childhood/SUDC). Tapi ini tidak
terbukti. Faktanya, sebagian besar kejang demam pada anak tidak mengalami
peningkatan risiko kematian di masa kanak-kanak ataupun dewasa.Sebagian besar kasus kejang demam tidak
memiliki dampak jangka panjang. Kejang demam sederhana tidak akan menyebabkan
kerusakan otak, kesulitan belajar, ataupun gangguan mental. Selain itu, kejang
demam juga tidak menjadi indikasi penyakit epilepsi, yaitu kecenderungan kejang berulang
akibat sinyal elektrik abnormal dalam otak.
Segera periksakan si Kecil ke dokter jika
dia mengalami kejang demam, meski jika hanya berlangsung beberapa detik. Bawa
dirinya ke IGD secepat mungkin jika kejangnya terjadi lebih dari 10 menit atau
diiringi gejala sesak napas, leher kaku, muntah, dan sangat mengantuk.Kejang juga dapat menjadi tanda dari
penyakit yang lebih serius, seperti meningitis.
Segera bawa anak Anda ke rumah sakit bila Anda menduga ini bukan sekadar kejang
demam.red/net